Kamis, 20 Agustus 2020

Bagian, Tata Cara Penyusunan dan Sistematika Kontrak

I.        Bagian-bagian / Sistimatika Kontrak Pengadaan Barang/Jasa  

1.    Surat Perjanjian

a.    Pembukaan (Komparisi) :

1)             Nomor dan Judul/Nama SPK.

2)             Hari dan tanggal dibuatnya SPK.

3)             Identitas para pihak (Pihak pertama sebagai pemberi pekerjaan dan Pihak kedua sebagai pelaksana pekerjaan).

b.   Isi Perjanjian /Kontrak :

1)             Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan.

2)             Hak dan kewajiban para pihak.

3)             Harga kontrak pekerjaan dan syart-syarat pembayaran.

4)             Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan rinci.

5)             Tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan.

6)             Jaminan teknis hasil pekerjaan yang dilaksanakan.

7)             Saksi dalam para pihak tidak memenuhi kewajibannya.

8)             Penyelesaian perselisihan.

c.    Penutup (Tanda  tangan para pihak diatas meterai)

2.    Syarat Umum Kontrak :

a.    Ketentuan umum :

1)             Definisi.

2)             Penerapan.

3)             Asal barang/jasa.

4)             Penggunaan dokumen kontrak dan informasi.

5)             Hak Paten, Hak Cipta dan Merek.

6)             Jaminan.

7)             Asuransi.

8)             Pembayaran.

9)             Harga.

10)         Amademen kontrak.

11)         Hak dan kewajiban para pihak.

12)         Jadwal pelaksanaan pekerjaan.

13)         Pengawasan.

14)         Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.

15)         Keadaan kahar.

16)         Itikat baik.

17)         Penyelesaian perselisihan.

18)         Bahasa dan hukum.

19)         Perpanjakan.

20)         Korespodensi.

b.   Ketentuan khusus  :

1)             Ketentuan khusus pengadaan barang :

a)    Standar.

b)   Pengepakan.

c)    Pengiriman.

d)   Transpotasi.

e)    Pemeriksaan dan pengujian.

f)    Layanan tambahan.

2)             Ketentuan khusus pengadaan konsultansi

a)    Kewenangan anggota konsultan.

b)   Kewajiban penyedia jasa.

c)    Personil konsultan dan sub konsultan.

3)             Ketentuan khusus pengadaan pekerjaan konstruksi :

a)    Personil.

b)   Penilaian pekerjaan sementara oleh Pengguna barang/jasa.

c)    Penemuan-penemuan.

d)   Kompensasi.

e)    Penangguhan.

f)    Hari kerja.

g)   Pengambil alihan.

h)   Pedoman pengoperasian dan perawatan.

i)     Penyesuaian biaya.

3.    Syarat Khusus Kontrak

a.    Ketentuan Umum :

1)             Definisi.

2)             Asal barang/jasa.

3)             Jaminan.

4)             Asuransi.

5)             Pembayaran.

6)             Harga.

7)             Hak dan kewajiban para pihak.

8)             Penyelesaian perselisihan.

b.   Ketentuan Khusus  : menjelaskan layanan tambahan

1)             Pengadaan barang.

2)             Pengadaan jasa konsultasi.

3)             Pengadaan konstruksi.

4.    Lampiran-Lampiran

a.                   Pengadaan konstruksi : 

1)             Spesifikasi umum.

2)             Spesifikasi khusus.

3)             Data penawaran.

4)             Gambar-gambar.

5)             Adendum-adendum proses penawaran.

6)             Dokumen lainnya.

b.   Pengadaan jasa konsultansi  : 

1)             Syarat umum kontrak.

2)             Syarat khusus kontrak.

3)             KAK.

4)             Hasil negosiasi.

5)             Gambar-gambar

6)             Adendum-adendum proses penawaran.

7)       Dokumen lainnya

II.       Bagian-Bagian Kontrak

1.    Pembukaan (Komparisi)

Pembukaan adalah bagian dari surat perjanjian yang meliputi :

1) Judul Kontrak

a)  Menjelaskan tentang judul dari kontrak yang akan ditandatangani.

b)  Menjelaskan jenis pekerjaan (pekerjaan jasa pemborongan, pengadaan barang, jasa lainnya, dan jasa konsultansi).

2) Nomor Kontrak

a)  Menjelaskan nomor kontrak yang akan ditandatangani.

b)  Bilamana kontrak berupa perubahan kontrak maka nomor kontrak harus berurut sesuai dengan berapa kali mengalami perubahan.

3) Tanggal Kontrak

                   Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun kontrak ditandatangani oleh para pihak.

1)   Kalimat Pembuka

Merupakan kalimat pembuka dalam kontrak yang menjelaskan bahwa para pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun mereka membuat dan menandatangani kontrak.

2)   Penandatanganan Kontrak

Kontrak ditandatangani setelah ada penunjukan penyedia barang/jasa. Oleh karena itu, tanggal penandatanganan kontrak tidak boleh mendahului tanggal surat penunjukan penyedia barang/jasa.

6) Para Pihak Dalam Kontrak

a) Menjelaskan identitas dari para pihak yang menandatangani kontrak. Identitas para pihak meliputi : nama, jabatan, dan alamat serta kedudukan para pihak dalam kontrak tersebut, apakah sebagai pihak pertama atau pihak kedua.

b)  Para pihak dalam kontrak terdiri dari dua pihak yaitu :

(1)Pihak pertama adalah pihak Pejabat Pembuat Komitmen.

(2)Pihak kedua adalah pihak penyedia barang/jasa yang telah ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan.

(3)Menjelaskan bahwa pihak-pihak tersebut bertindak untuk dan atas nama siapa dan dasar ia bertindak.

(4)Penjelasan mengenai identitas para pihak harus jelas dan terinci dan menerangkan hal yang sebenarnya.

(5)Apabila pihak kedua dalam kontrak merupakan suatu konsorsium, kerjasama, joint venture, dan bentuk kerjasama lainnya, maka harus dijelaskan nama bentuk kerjasamanya, siapa saja anggotanya, dan siapa yang memimpin dan mewakili kerjasama tersebut.

2.    Isi

1)   Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk mengadakan kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan jenis pekerjaannya.

2)   Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak. Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta rincian sumber pembiayaannya.

3)   Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak.

4)   Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak.

5)   Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen-dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah dokumen urutannya lebih dulu.

6)   Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga kontrak dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam kontrak.

7)   Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut.

8)   Pernyataan mengenai kapan mulai efektif berlakunya kontrak.

3.    Penutup

Penutup adalah bagian surat perjanjian yang memuat:

1) Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal penandatanganan perjanjian tersebut.

2) Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi materai 

III.         Unsur-unsur kontrak pengadaan barang atau jasa

Kontrak pengadaan barang atau jasa disebut kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang atau jasa atau pelaksana swakelola (Pasal 1 No. 22 Pepres 2004/2010 dan perubahannya. Ada beberapa unsur dalam kontrak pengadaan barang atau jasa, yaitu:

1.      Kesepakatan

2.      Dasar hukum dan Pertimbangan (Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya)

3.      Kapasitas mengadakan kontrak

4.      Obyek yang sah

5.      Pelayanan publik

6.      Prinsip kehati-hatian

IV.         Tata cara penyusunan kontrak

Dalam membuat kontrak ada susunan anatomi atau skema kontrak pengadaan barang atau jasa, seperti berikut ini:

a.         Tahapan Menyusun Kontrak Kerjasama

Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan untuk membuat perjanjian kontrak kerjasama ini, seperti;

1.     Pra Kontrak

      Pra Kontrak berisi negosiasi, MoU atau Memorandum of Understanding, studi kelayakan, dan negosiasi (bersifat lanjutan)

2.     Kontrak

          Kontrak berisi penulisan naskah awal, dilanjutkan dengan perbaikan naskah, serta penulisan naskah akhir dan penandatanganan kontrak kerjasama

3.         Pasca Kontrak

Paska Kontrak berisi tentang pelaksanaan, penafsiran dan penyelesaian sengketa. Sebelum surat kontrak atau perjanjian kerjasama dibuat, negosiasi adalah tahapan awal yang harus dilakukan. Negosiasi bisa dilakukan dengan presentasi antara pengusaha dan investor.

b.        Susunan Perjanjian Kontrak Kerjasama

1.         Judul

Judul harus dibuat dengan kalimat singkat, padat serta jelas. Contoh, Perjanjian Kontrak Kerjasama Bisnis Ikan Teri.

2.         Pembukaan

Pembukaan biasanya berupa kalimat seperti: ‘Hari ini, Kamis tanggal lima bulan Januari tahun 2016, kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah’

3.         Pihak-pihak

Setelah halaman pembukaan sudah dibuat, halaman selanjutnya berisi tentang pihak-pihak yang terlibat. Dimulai dengan nama lengkap sesuai KTP, alamat sesuai KTP, pekerjaan dan jabatan. Dilanjutkan dengan kuasa pihak-pihak sebagai pihak pertama, kedua atau ketiga dalam perjanjian kontrak tersebut.

c.         Bagian isi

Ini adalah bagian inti yang harus dibuat dalam surat perjanjian kontrak kerjasama. Isi berisi tentang penjelasan panjang lebar kontrak. Lebih baik dibuat dalam bentuk pasal dan ayat serta huruf untuk memudahkan pembagian atau klasifikasi isi. Hak, kewajiban, tanggungjawab termasuk metode penyelesaian jika ada masalah bisa kekeluargaan atau jalur hukum serta hal lain yang sudah disepakati harus dimuat di dalam isi.

d.        Bagian penutup

                Perjanjian kontrak kerjasama kemudian ditutup dengan kalimat penutup seperti: ‘Perjanjian kontrak ini dibuat dan ditandatangani bersama di, pada tanggal, dan tahun. Selanjutnya, adalah pembubuhan tanda tangan dari semua pihak. Pastikan perjanjian kontrak ini bermaterai agar nilai hukum yang terkandung didalamnya kuat. Pastikan bahwa dalam perjanjian kontrak ini tidak ada pihak yang dirugikan atau lebih diuntungkan. Harus sama rata. Jika ada ketidakcocokan, lebih baik sampaikan di awal daripada diam dan akhirnya menjadi masalah.

Sabtu, 13 Juni 2020

MODEL PROBABILISTIK Q-BACK ORDER

    Permintaan untuk suatu barang rata-rata 100 unit per bulan. Data permintaan sebenarnya untuk 10 bulan yang lalu diberikan pada tabel di bawah (tidak ada musiman, tren atau efek masa edar pada data). Lead timenya 2 bulan untuk menambah persediaan. Harga barang Rp. 15.000 dengan biaya simpan 30% dari harga barang. Jika terjadi kekurangan maka akan menimbulkan biaya kekurangan bagi perusahaan sebesar Rp. 60.000. Barang dipasok dari supplier dengan biaya pesan sebesar Rp. 800.000. Perusahaan menginginkan tingkat pelayanan 94%. Jika diasumsikan bahwa periode perencanaan dalam satu tahun adalah 10 bulan. Bagaimana kebijakan inventori dengan probabilistik model Q backorder dan hitung total ongkos inventori yang dihasilkan.
 Bulan 1234 5 6 7 8 10
 Demand10090 901109012013070100100
 Eror0-10-1010-102030-300 0

Tentukan: 
a. Kebijakan inventori yang optimal 
b. Tingkat pelayanan  
c. Ongkos total inventori 
    Link dibawah ini merupakan cara perhitungan atau pengerjaan kasus diatas. Apabila tidak dapat mengakses link dibawah cara yang harus dilakukan adalah menyalin atau "copy" link dibawah ini kemudian "paste" pada "tab baru". 

MODEL PROBABILISTIK Q-LOST SALES

    Permintaan untuk suatu barang rata-rata 200 unit per bulan. Data permintaan sebenarnya untuk 10 bulan yang lalu diberikan pada tabel di bawah (tidak ada musiman, tren atau efek masa edar pada data). Lead timenya 3 bulan untuk menambah persediaan. Harga barang Rp. 20.000 dengan biaya simpan 25% dari harga barang. Jika terjadi kekurangan maka akan menimbulkan biaya kekurangan bagi perusahaan sebesar Rp. 80.000. Barang dipasok dari supplier dengan biaya pesan sebesar Rp. 1.000.000. Jika diasumsikan bahwa periode perencanaan dalam satu tahun adalah 10 bulan. Bagaimana kebijakan inventori dengan probabilistik model Q backorder dan hitung total ongkos inventori yang dihasilkan. 

 Bulan 12 5 6 7 8 9 10
 Demand 220 190180  220 190240 170 180 210  200
 Eror20  -10 -20 20 -10 40-30 -20  10 0

Tentukan: 
a. Kebijakan inventori yang optimal 
b. Tingkat pelayanan  
c. Ongkos total inventori
    Untuk pengerjaan atau cara perhitungannya silahkan mengakses link dibawah ini.

MODEL PROBABILISTIK P BACK ORDER

 Seorang pedagang beras ingin menentukan kebijakan inventori agar dicapai kinerja yang optimal sebab konsumen sangat fanatik dan loyal terhadap merek beras yang dijualnya. Berdasarkan pengalaman masa lalunya diidentifikasikan besarnya permintaan per tahunnya berdistribusi normal dengan ekspekstasi rata-rata sebesar 12.X00 ton dan deviasi standar 1000 ton. Beras dibeli dari seorang distributor dengan harga sebesar Rp 2.500.000 per ton dan ongkos pesan sebesar Rp 100.000 per pesan dengan waktu ancang ancang sebesar 2 minggu. Tentukan kebijakan inventori optimal jika ongkos kekurangan beras sebesar Rp 4.000.000 per ton dan ongkos simpan sebesar 20% dari harga beras per ton per tahun.  
Tentukan: 
a. Bagaimana kebijakan inventori optimal dengan menggunakan model probabilistik back order?  
b. Berapa tingkat pelayanan yang dihasilkan?  
c. Berapa ongkos total inventori yang dihasilkan? 
Keterangan: 
1 tahun = 50 minggu 
X diganti dengan angka 6 (Enam)
    Untuk cara perhitungannya dapat di lihat pada link dibawah ini, apabila link tidak dapat diakses anda dapat melakukan dengan cara "salin" atau "copy" link dibawah kemudian "paste" di "tab baru".

MODEL PROBABILISTIK P LOST SALES

    Seorang pedagang beras ingin menentukan kebijakan inventori agar dicapai kinerja yang optimal sebab konsumen sangat fanatik dan loyal terhadap merek beras yang dijualnya. Berdasarkan pengalaman masa lalunya diidentifikasikan besarnya permintaan per tahunnya berdistribusi normal dengan ekspekstasi rata-rata sebesar 12.X00 ton dan deviasi standar 1000 ton. Beras dibeli dari seorang distributor dengan harga sebesar Rp 2.X00.000 per ton dan ongkos pesan sebesar Rp 200.000 per pesan dengan waktu ancang ancang sebesar 2 minggu. Tentukan kebijakan inventori optimal jika ongkos kekurangan beras sebesar Rp 4.X00.000 per ton dan ongkos simpan sebesar 20% dari harga beras per ton per tahun.  
Tentukan: 
a. Bagaimana kebijakan inventori optimal dengan menggunakan model probabilistic back order? 
b. Berapa tingkat pelayanan yang dihasilkan?  
c. Berapa ongkos total inventori yang dihasilkan? 
Keterangan: 
1 tahun = 50 minggu 
X diganti dengan angka 6
     Link dibawah ini merupakan cara perhitungan atau pengerjaan kasus diatas, silahkan diakses untuk mengetahui cara pengerjaannya.

Implementasi Reverse Logistics Dalam Supply Chain Sirkulasi Botol Teh Botol Sosro

   A.  Profil Perusahaan

PT. Sinar Sosro adalah perusahaan teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Visi dari PT. Sinar Sosro yakni untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait, “The Indonesian World Class Beverage Company”. Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Sinar Sosro memiliki sebuah filosofi yang sangat mulia yakni, Niat Baik. Niat Baik ini dijabarkan dalam 3K dan RL, yang mempunyai arti yaitu peduli terhadap keamanan, peduli terhadap kualitas, peduli terhadap kesehatan dan ramah lingkungan.

PT. Sinar Sosro didaftarkan pada tanggal 17 Juli 1974 oleh Bapak Soegiharto Sosrodjojo, yang berlokasi di Jalan Raya Sultan Agung KM. 28 kelurahan Medan Satria Bekasi. Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh dengan merk Teh Cap Botol. Untuk mengembangkan usahanya, Soegiharto Sosrodjojo dan keluarganya hijrah ke Jakarta pada tahun 1960. Pada tahun 1965, Teh Cap Botol diperkenalkan dengan melakukan strategi Cicip Rasa yakni  mendatangi pusat-pusat keramaian seperti pasar. Lalu mulai memasak dan menyeduh tehnya langsung di tempat. Tetapi cara ini kurang berhasil. Kemudian strategi berikutnya adalah memasak teh di kantor dan memasukkan teh kedalam panci-panci besar, untuk dibawa ke pasar. Namun cara ini juga kurang berhasil, karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar.

Kegagalan dalam memasarkan Teh Cap Botol, membuat Soegiharto Sosrodjojo harus mencari strategi lain. Namun saat memikirkan strategi yang tepat, tanpa disengaja Soegiharto Sosrodjojo menemukan ide untuk membawa teh yang telah diseduh dikantor dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Pada tahun 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink tea dalam kemasan botol dengan nama Teh botol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama teh seduh “Teh Cap Botol“ dan nama keluarga pendiri yakni “Sosrodjojo”. Design yang digunakan mengalami tiga kali perubahan yakni, tahun 1969 versi pertama, tahun 1972 versi kedua, dan 1974 versi ketiga. Teh botol Sosro hanya menggunakan bahan baku asli dan alami. Daun tehnya dipetik dari perkebunan sendiri.  Kemudian diolah menjadi teh wangi yaitu teh hijau yang dicampur bunga melati dan bunga gambir. Sehingga menghasilkan rasa yang unik, ke-khas-annya selalu terjaga dan terjamin kualitasnya.

PT. Sinar Sosro bernaung dibawah perusahaan induk atau disebut dengan holding company yaitu PT. Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso yang bergerak dibidang produksi minuman berbasis teh dan non-teh. Tujuan didirikannya perusahaan ini tercermin dalam kebijakan mutunya yaitu yang pertama untuk memproduksi minuman yang berkualitas, unggul dan aman sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kedua yaitu pimpinan dan seluruh karyawan PT Sinar Sosro secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu dan sistem keamanan pangan melalui pengendalian mutu terpadu di semua lini perusahaan sesuai standar yang telah ditetapkan. PT. Sinar Sosro sudah mempunyai 14 pabrik yang tersebar diseluruh Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Pandeglang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus memproduksi air mineral Prim-A yaitu di Sentul, Sukabumi, Purbalingga dan Pandaan. Dalam pengembangan bisnisnya, PT. Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya keseluruh Nusantara, melalui kantor cabang Penjualan yang tersebar di seluruh Nusantara. Selain di dalam negeri, PT. Sinar Sosro juga merambah pasar internasional dengan mengekspor produk-produk one way packaging/non botol beling kebeberapa Negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia dan Kepulauan Pasifik. Produk yang dihasilkan pabrik ini adalah khusus untuk produk returnable glass bottling (RGB), yaitu Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice dan Air Mineral  Prim-A.

B. Aktivitas Forward Logistik dan Reverse Logistik

PT. Sinar Sosro sebagian produknya dikemas dengan botol kaca yang sudah dibersihkan. Dalam kelancaran proses produksi teh botol perusahaan membutuhkan botol limun atau botol kaca sebagai kemasan teh, sehingga diperlukan adanya reverse logistics untuk mendatangkan botol dan krat bekas dari customer agar teh dapat diisi kembali. PT. Sinar Sosro harus mampu mengendalikan dan mengatur sirkulasi jumlah botol yang beredar dipasaran atau customer serta mengatur botol kosong yang harus berada di pabrik untuk diisi kembali agar proses pengisian tidak terhenti.  Proses pembelian bahan baku, produksi sampai barang dikeluarkan dari gudang disebut sebagai aktivitas forward logistics sedangkan penarikan dan pengembalian botol kaca kosong ke perusahaan merupakan tugas dari reverse logistics.

Proses produksi Teh botol pada perusahaan ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu, tahap pengolahan air, tahap pembuatan teh cair manis dan tahap pembotolan. Pertama, pada tahap pengelolaan air PT. Sinar Sosro menggunakan air sumur bawah tanah sebagai bahan baku, yang diambil dari kedalaman 8 sampai 100 m dengan deep well dump yang kemudian akan diolah diunit Water Treatment (WT). Perusahaan ini memiliki dua sumur yang digunakan secara bergantian dalam 4 jam sekali untuk proses produksi. Kedua, Proses pembuatan teh cair manis dilakukan dengan membuat sirup gula, dan pembuatan teh cair pahit. Teh cair pahit kemudian akan dicampur dengan  sirup gula dan pasteurisasi. Tahap ketiga yaitu proses pembotolan, sebelum proses pembotolan Pos gudang akan melakukan inspeksi pada botol dan krat yang akan digunakan untuk proses produksi. Klasifikasi botol-botol yang masuk dalam proses pembotolan adalah, botol dari konsumen yang dikembalikan ke pabrik, botol dari pencucian manual menggunakan mesin bottle washer, dan botol baru yang dibeli dari supplier dalam periode tertentu sesuai dengan permintaan atau kebutuhan. Sebelum dipasarkan teh botol akan diinkubasi terlebih dahulu selama 2-3 hari, setelah itu teh botol akan diperiksa kembali untuk mengetahui apakah terdapat perubahan pada teh botol sosro. Perubahan tersebut seperti teh mengeluarkan aroma tidak sedap, basi, perubahan warna dan rasa yang berbeda. Apabila saat melakukan inspeksi tidak terdapat perubahan maka teh botol sosro dapat dipasarkan.

Sirkulasi penanganan teh botol sosro dimulai dari penerimaan peti botol (krat), penyimpanan peti botol, pemakaian peti botol untuk produksi, proses produksi, penyimpanan peti isi dan pengeluaran peti isi. Peti botol didapatkan dari Kantor penjualan yaitu entitas yang bekerja untuk menarik krat dan botol kosong dari setiap gerai atau pasar. Peti botol yang diterima akan diperiksa terlebih dahulu terkait surat jalan dan muatan truk. Surat jalan yang sesuai dengan muatan akan distempel dan bagian administrasi akan membuat surat tanda terima atau Good Receipt PO dan data akan dimasukkan kedalam sistem informasi yang terdapat pada perusahaan. Namun apabila dokumen surat jalan tidak sesuai maka Delivery Order akan diinfokan ke bagian KPW dan dilakukan pembongkaran beserta penyortiran peti botol. Penyimpanan peti botol dilakukan dengan menyusun peti botol di atas palet kemudian diletakkan pada lokasi penyimpanan yang telah ditentukan dengan sistem FIFO (First In First Out). Barang yang masuk ke dalam gudang akan dicatat dalam kartu stock secara berkala untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan.

Peti botol yang disimpan akan digunakan untuk proses produksi, dimana dalam proses produksi menghasilkan 1740 krat dengan teh sebanyak 9300 liter. Persediaan peti botol dalam gudang akan dihitung terlebih dahulu, untuk mengetahui berapa banyak teh yang harus diproduksi dalam satu batch produksi. Hal ini dilakukan untuk mengatur sirkulasi botol teh botol sosro, dari pengiriman, penarikan, proses pembersihan botol, penyimpanan sampai botol dan krat tersebut siap digunakan untuk proses produksi. Pada proses produksi peti botol dan botol akan disortir terlebih dahulu, tujuan melakukan sortir adalah karena adanya botol yang tidak layak dipakai sehingga harus dimusnahkan dan botol yang sangat kotor sehingga harus dicuci secara manual. Botol yang telah diisi dengan teh akan diinspeksi kembali untuk menjamin mutu produk, jika teh botol telah sesuai dengan standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan proses selanjutnya. Apabila ditemukan teh botol yang reject atau tidak sesuai spesifikasi maka akan dilakukan karantina untuk penanganan lebih lanjut.

Teh botol dalam peti isi yang lolos dari tahap inspeksi akan disimpan di dalam gudang PIPB pada lokasi yang ditentukan. Data barang yang disimpan kemudian dicatat ke dalam kartu stok dalam gudang, dan juga akan dimasukkan ke sistem informasi yang dimiliki perusahaan. Peti isi yang disimpan dalam beberapa waktu kemudian dikeluarkan untuk dipasarkan. Peti isi yang dipasarkan akan dicatat untuk memudahkan dalam proses penarikan krat beiri botol kosong. Proses penarikan tersebut dilakukan oleh kantor penjualan dimana kantor penjualan merupakan salah satu entitas reverse logistics yang dipercayakan oleh PT. Sinar Sosro. Kantor penjualan akan mengembalikan botol kosong sesuai dengan kuantitas Delivery Order pengiriman sebelumnya, karena adanya bullwhip effect maka kantor penjualan melakukan penyimpanan stock peti isi di gudang untuk ekspansi pasar. Hal tersebut mengakibatkan adanya pengendapan barang, sehingga hal ini harus ditanggung oleh kantor penjualan botol untuk menyeimbankan ketersediaan botolnya. Padahal pengadaan botol dan krat baru sangat ditentukan oleh keputusan Head Office di Jakarta. Aktivitas reverse logistics pada perusahaan ini memberikan manfaat dalam proses produksi, dimana perusahaan dapat menghemat biaya pembelian material yaitu pembelian botol.

Keunggulan implementasi pada perusahaan tersebut yaitu perusahaan dapat mengendalikan aliran bahan baku, persediaan, produk jadi serta informasi terkait kegiatan konsumsi untuk dapat menangkap nilai pengembalian produk atau pembuangan yang tepat. Pengembalian produk yang tepat dapat memperlancar kegiatan produksi pada perusahaan, sehingga perusahaan dapat memasarkan dan memenuhi kebutuhan konsumen tepat waktu, selain itu dengan adanya reverse logistics perusahaan dapat meminimasi biaya layanan dan biaya persediaan bahan baku serta meningkatkan keuntungan layanan dan kepuasan konsumen. Mengendalikan persediaan botol cukup sulit karena perusahaan harus menyesuaikan botol kosong yang diterima dengan botol isi yang akan dipasarkan, sehingga informasi terkait persediaan, penerimaan dan pengeluaran barang harus diketahui secara pasti.

    C. Perspektive reverse logistics

1.      Why Returning

Sudut pandang reverse logistics yang terdapat pada PT. Sinar Sosro berkaitan dengan customer dan manufaktur. Pengembalian produk oleh manufaktur karena Production leftovers, dimana saat transportasi ke costumer, terjadi kecelakaan seperti botol pecah. Botol yang pecah dalam perjalanan akan dikembalikan ke perusahaan dan dianggap sebagai material sisa. Sebelum mengeluarkan barang, melakukan proses produksi atau pun menerima barang yang dikembalikan, botol tersebut akan dicek terlebih dahulu oleh pihak yang bertugas sebagai Quality control. Pengembalian produk oleh customer karena krat dan botol kaca termasuk jenis end of use, yaitu produk yang masih bisa digunakan kembali.

2.      Why receiving

PT. Sinar Sosro termasuk dalam keuntungan langsung faktor ekonomi yaitu cost reduction. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan menerima pengembalian produk, karena pengembalian botol kaca tersebut dapat memberikan keuntungan langsung pada perusahaan. Sesuai dengan niat baik perusahaan yaitu ramah lingkungan, perusahaan akan tetap menerima pengembalian botol yang rusak atau tidak layak. Botol yang rusak atau tidak layak dipakai akan dihancurkan dengan cara menjatuhkan dari ketinggian, dimana perusahaan akan disebut sebagai perusahaan yang peduli lingkungan dalam reverse disebut green image yang memberikan keuntungan secara tidak langsung. Sehingga citra perusahaan dipandangan masyarakat tetap terjaga dan masyarakat akan memilih membeli produk tersebut karena ramah lingkungan.

3.      Who  reverse logistics

Aktivitas reverse PT. Sinar Sosro dikendalikan oleh pihak forward logistics, dimana forward players bertugas melakukan perencanaan, pengendalian barang hingga melakukan pengiriman barang agar sampai ke customer tanpa adanya reject. Begitupun aktivitas reverse yang merupakan kebalikan dari aktivitas forward logistics, pihak-pihak reverse akan melakukan perencanaan barang diambil, pengendalian barang serta penarikan atau pengambilan barang dari customer agar sampai di perusahaan dalam kondisi baik. Barang yang telah diterima oleh forward players akan dikelola untuk proses selanjutnya.

4.      What reverse logistics

        Pada PT. Sinar Sosro What yang terkait adalah product types. Dimana jenis kategorinya adalah packaging yaitu Kemasan botol berbahan kaca yang digunakan dalam produksi dan akan dikembalikan oleh customer. Adapun tujuan menggunakan botol berbahan kaca yaitu untuk meminimasi biaya pembelian botol kaca baru, karena pembelian botol kaca lebih mahal di bandingkan melakukan pengembalian atau penarikan botol kaca kosong.

5.      How reverse logistics

PT. Sinar Sosro menggunakan metode dengan kategori proses, dimana perusahaan melakukan pengumpulan produk, pengecekan kondisi produk, penyortiran berdasarkan tingkat kerusakan produk dan proses pemulihan produk. Produk yang dikumpulkan akan dicek terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses penyortiran, dimana botol kaca kosong akan disortir berdasarkan tingkat kerusakan dan kelayakan pada produk. Botol kaca kosong dikategorikan sebagai botol kosong yang sangat kotor (seperti berlumut), botol yang sudah retak atau pecah, dan botol kaca kotor. Botol kaca yang kotor dan yang sangat kotor akan dibersihkan menggunakan mesin bottle washer, namun untuk botol yang sangat kotor akan diberi pembersihan khusus sedangkan botol yang retak atau pecah akan dihancurkan. Setelah proses penyortiran produk akan dipulihkan atau diperbaiki dan semua botol yang akan digunakan akan disterilkan terlebih dahulu agar kebersihan dan keamanan produk tersebut tetap terjaga.

    D. Keunggulan implementasi reverse logistics PT. Sinar Sosro

PT Sinar Sosro mengimplementasikan reverse logistics melalui penggunaan kembali botol kaca selain karena kesegaran dan manfaat dari produk teh dapat terjaga baik juga karena dapat meningkatkan keuntungan perusahaan melalui penghematan pembelian bahan baku kemasan dan tempat botol atau krat. Reverse logistics yang diterapkan juga dapat menimbulkan citra hijau pada perusahaan. Penggunaan botol kaca secara berulang dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan botol plastik sekali pakai yang semakin marak.

    E. Kesimpulan:

Reverse logistics merupakan kebalikan dari forward logistics yang merupakan bagian dari supply chain management. Supply chain management merupakan aliran barang, uang dan informasi dari hulu ke hilir dimana setiap entitas saling terintegrasi. Reverse logistics ada karena beberapa alasan seperti, adanya kerusakan pada produk, inovasi produk yang kurang tepat sehingga konsumen tidak tertarik untuk membeli produk tersebut, pengembalian barang karena produk yang tidak sesuai dengan ekspetasi konsumen. Dalam melakukan aktivitas reverse banyak tantangan yang harus dihadapi, tantangan tersebut berupa produk return yang sulit diramal, transportasi untuk pengumpulan produk return sangat sulit dan menghabiskan biaya yang cukup besar, dan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan produk dikembalikan contohnya bagaimana konsumen menggunakan barang tersebut sehingga barang tersebut mengalami kerusakan dan lainnya. Reverse logistics adalah proses pengendalian aliran bahan baku, produk jadi dan informasi terkait dari kegiatan konsumsi untuk menangkap nilai dari pengembalian produk sedangkan forward logistics merupakan suatu proses seperti merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol agar aktivitas tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam pengendalian reverse maka terbentuk loop supply chain salah satunya closed loop supply chain. Closed loop supply chain merupakan proses pengambilan barang yang dilakukan oleh collector kemudian akan dikirim ke perusahaan untuk direcycle oleh pihak yang berkaitan dan masih termasuk kedalam forward logistics. Selain closed loop juga terdapat open loop, dimana open loop supply chain sangat berbeda dengan closed loop. Open loop merupakan pengumpulan barang yang dilakukan oleh secondary market dan tidak dikirim ke perusahaan, dimana secondari market tidak termasuk entitas dari forward logistics. Closed loop terbagi menjadi dua sistem yaitu centralised efficient yang berperan untuk meminimasi biaya dengan melakukan tiga langkah yaitu sortir, disposisi, dan recovery, sedangkan decentralised responsive fokus untuk meminimasi waktu dengan konsep semakin cepat penanganan terhadap produk return semakin baik untuk perusahaan. Dalam pengembalian barang terdapat beberapa kategori pengembaliannya barang terbanyak, salah satunya adalah industri percetakan seperti koran, majalah, dan lainnnya, kemudian industri elektronika dimana produk tersebut bersifat shorter life cycle yaitu ptoduk yang cepat trending dipasaran dan cepat juga menurun, selanjutnya industri retail dimana industri ini hanya memiliki margin yang sedikit, sehingga besar kemungkinan retailer mengalami kerugian.

Dalam reverse logistics terdapat beberapa perspektif yaitu why returning, why receiving, who, what dan how. Alasan pengembalian ini terdiri dari tiga faktor yaitu pengembalian oleh manufaktur, pengembalian saat didistributor, dan pengembalian oleh customer. Manufacture melakukan retur barang karena adanya kelebihan material, kelebihan tersebut disebabkan karena kesalahan saat perencanaan. Selain kelebihan material penyebab lainnya adalah faulty product, faulty product terjadi saat proses inspeksi barang baik pengecekan barang datang, pengecekan barang retur maupun pengecekan terhadap barang yang akan dikeluarkan untuk dipasarkan. Adapun alasan terakhir dilakukannya pengembalian barang karena production leftover, maksud dari product leftover ialah produk yang sisa saat melakukan produksi atau finished goods dan bahkan dapat diakibatkan karena perjalanan atau transportasi produk yang tidak bagus yang mengakibatkan produk mengalami kerusakan dijalan.

Pengembalian yang terjadi pada distribusi dikaitkan dengan empat hal yaitu product recall, Bisnis to bisnis commercial return (B2B CR), stock adjustment, dan functional return. Product recall merupakan tahap dimana perusahaan atau produsen melakukan pemanggilan atau penarikan produk dari berbagai gerai tempat produk dipasarkan, hal tersebut dilakukan karena adanya kesalahan saat produksi. Contoh kasus ini yaitu pada handphone samsung yang tiba-tiba meledak saat digunakan oleh pengguna atau konsumen, hal tersebut sulit dipercaya oleh produsen sehingga produsen melakukan product recall untuk menarik atau memnggil kembali produk dengan tipe tersebut yang telah dipasarkan. Bisnis to bisnis commercial return atau disingkat dengan B2B merupakan bisnis yang melakukan pengembalian tanpa adanya surat resmi, dimana penjual mempunyai syarat tertentu terhadap barang yang dikembalikan. B2B merupakan sistem beli lepas dimana perusahaan tidak terikat dengan customer, pengembalian terjadi apabila ada kesepakatan pihak perusahaan dengan customer. Contoh dari B2B adalah pada toko sembako, seorang sales menawarkan untuk menjual barang keluaran baru dimana produk tersebut masih langka dan banyak yang belum mengetahui keberadaan dan keunggulan produk tersebut, untuk menghindari kerugian maka pihak toko meminta jaminan kepada sales yaitu apabila produk tersebut tidak laku maka toko yang menjadi customer perusahaan itu dapat melakukan pengembalian barang. Stock adjustment merupakan penambahan stok atau peralihan barang yang dilakukan perusahaan terhadap gerai atau distributor yang dimiliki oleh perusahaan. Dimana sebuah perusahaan pusat memproduksi kacamata dan memiliki 2 gerai yaitu dijakarta dan dibogor, gerai yang terdapat dibogor kehabisan stok untuk dijual sedangkan gerai Jakarta memiliki stok dan inventory yang sangat banyak sehingga perusahaan pusat membuat kebijakan dengan melakukan stock adjustment kepada gerai yang berada di bogor. Hal tersebut dapat meminimasi biaya pembelian material maupun biaya produksi. Functional return merupakan pengembalian barang karena fungsi barang masih dapat digunakan seperti krat botol.

Customer return salah satunya adalah end of use, yaitu barang yang dapat digunakan sebagai fungsi awal seperti galon isi ulang, gas dan botol teh yang kosong. Selain end of use juga akan dibahas end of life, barang yang tidak dapat digunakan sebagai fungsi awal namun dapat dilakukan modifikasi atau perbaikan terhadap barang tersebut, seperti koran yang tidak terpakai dapat dijadikan hal-hal yang menarik seperti kerajinan baju gaun atau hal lainnya. Bisnis to costumer commercial return terjadi karena barang yang dibeli oleh customer tidak sesuai harapan sehingga customer harus melakukan pengembalian barang. Warranty return merupakan pengembalian barang yang terjadi karena barang rusak dan tidak sesuai dengan fungsi yang telah dijanjikan. Service return merupakan tindakan pengembalian barang sesuai dengan garansi namun customer harus mengeluarkan biaya untuk proses perbaikan barang tersebut.

Why receiving menjelaskan alasan perusahaan menerima barang retur barang dari konsumen. Suatu perusahaan mau menerima pengembalian barang rusak dikarenakan produk tersebut masih memilki value dan faktor lainnya adalah keuntungan ekonomi, dimana keuntungan ekonomi dibagi menjadi dua yaitu keuntungan langsung dan tidak langsung. Keuntungan langung tergolong menjadi tiga komponen salah satunya adalah input material, yaitu penggunaan beberapa part dari produk lama untuk membuat produk baru yang memiliki biaya jual lebih tinggi. Selain input material komponen lainnya adalah cost reduction, dimana barang yang dikembalikan konsumen masih memiliki value sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya pembelian material atau sparepart. Komponen berikutnya adalah value added recovery, yaitu menggunakan part pada produk return untuk dijadikan produk baru dengan desain baru yang kemudian akan dijual dengan harga layaknya produk baru, namun karena pemakaian material atau part bekas sehingga produk tersebut hanya dipasarkan didaerah tertentu agar perusahaan dapat mengontrol penyebab kerusakan yang terjadi.

Keuntungan tidak langsung terbagi menjadi antisipasi peraturan, green image dan market protection, improve customer-supplier relations, legislation, corporate citizenship. Antisipasi peraturan merupakan kesadaran sendiri yang dimiliki perusahaan dalam menangani produk yang dipasarkan. Green image merupakan keuntungan tidak langsung (indirect again) perusahaan dengan menerima pengembalian barang karena alasan go green. Perusahaan air mineral (aqua) menggunakan botol plastik sebagai wadah dan kemasan produk, dimana plastik yang dibuang sembarangan akan mengganggu ekosistem atau aktivitas makhluk hidup sehingga untuk mencegah penumpukan sampah plastik perusahaan menempelkan slogan kebersihan pada produk dan iklan produk, selain mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan hal tersebut juga dapat menambah profit perusahaan karena masyarakat akan membeli produk tersebut karena merupakan produk yang mengutamakan go green atau ramah lingkungan. Market protection adalah upaya melindungi produk yang dikeluarkan perusahaan dari pasar agar produk tersebut tidak di duplikasi oleh kompetitor.

Improve customer-supplier relations merupakan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki suatu barang sehingga fungsinya masih dapat digunakan, meskipun produk tersebut tidak akan bertahan lama seperti fungsi awal saat pembelian. Improve customer-supplier relations dapat dicontohkan pada ban mobil yang botak kemudian divulkanisir atau memberikan rambut pada ban agar ban dapat digunakan kembali. Perusahaan harus menerima pengembalian atau retur karena adanya peraturan (legislation) dari pemerintah dalam hal peduli lingkungan, sehingga konsumen memiliki hak penuh untuk mengembalikan produk apabila ditemukan kerusakan pada produk.

Perspektif what terkait dengan objek yang menjelaskan karakteristik produk, material, atau packaging yang dapat direturn. Produk karakteristik dibagi menjadi 3 kategori, yaitu komposisi produk, deterioration, use pattern. Komposisi merupakan bagian-bagian penyusun dari suatu produk, beberapa kategory dari bagian komposisi adalah homogenity, disassembility, dan hazardous material. Suatu produk return dikatakan homogenity apabila penyusun produk tersebut merupakan penyusun yang bersifat sejenis. Disassembility diartikan sebagai pembongkaran produk, dalam hal ini karakteristik produk ditentukan berdasarkan mudah atau tidaknya suatu barang dapat dibongkar. Setiap barang yang direturn harus diketahui kandungan yang terdapat pada barang tersebut, barang return diidentifikasi apakah termasuk material berbahaya atau tidak. Material berbahaya (hazardous material) diidentifikasi agar pihak yang menerima pengembalian barang dapat mengendalikan barang berbahaya dengan baik dan aman.

Berdasarkan barang apa yang dikembalikan terdapat kategori deterioration, kategori ini dimaksud dengan fungsi suatu barang yang tidak bisa digunakan karena mengalami penurunan. Penurunan diakibatkan karena faktor economical dan physical. Economical merupakan barang yang memiliki penurunan nilai atau harga karena adanya produk baru, contoh terhadap faktor ini adalah produk elektronika salah satunya handphone dengan merek iphone 8 plus yang harga atau nilainya menurun setelah iphone x launching. Faktor lainnya adalah physical, sesuai dengan terjemahannya yaitu faktor pisik, faktor ini berkaitan dengan penurunan fisik suatu barang. Suatu barang dapat mengalami penurunan kualitas maupun fungsi, seiring dengan pemakaian barang dan umur pakai (lamanya) suatu barang digunakan. Contoh produk akibat penurunan fisik dalam kehidupan sehari-hari adalah baterai jam dinding, dimana baterai yang sudah lama terpakai untuk menyalakan jam dinding tidak dapat digunakan karena mengalami penurunan fisik.

Kategori use pattern adalah pengembalian suatu barang berdasarkan penggunaannya atau pola penggunaan produk. Kategori jenis ini digolongkan menjadi empat faktor yaitu berdasarkan location, intensity, duration dan bulk use vs individual use. Penggunaan suatu barang yang tersebar ataupun tidak tersebar dapat menentukan biaya pengumpulan barang tersebut atau disimpulkan bahwa lokasi pembuatan produk yang berbeda dengan penyebaran limbah suatu produk, pernyataan tersebut merupakan pengertian dari faktor lokasi. Berikut contoh dari faktor lokasi, seperti penggunaan popok rumah tangga dengan popok dirumah sakit atau panti jompo, sepatu adidas, produk mie korea samyang yang diproduksi di korea namun limbahnya lebih banyak terdapat diindonesia, dan produk lainnya. Intensity merupakan tingkat keadaan suatu barang dan lamanya pemakaian barang, dimana penggunaan barang hanya dalam waktu yang singkat dan masih memiliki value sehingga dapat dikembalikan. Produk berdasarkan faktor intensitas adalah buku. Buku yang dibeli dari amazon, gramedia atau toko buku lainnya dapat dikembalikan apabila barang tersebut tidak mengalami kerusakan atau tingkat kecacatannya tidak terlalu buruk sehingga buku tersebut masih dapat dijual kembali di situs web penjualan buku atau di tempat buku bekas.

Faktor-faktor lain pengembalian barang berdasarkan karakteristik produk dengan kategori use pattern antara lain adalah duration. Duration, merupakan penggunaan barang secara berkala atau musiman dan barang tersebut masih dalam kondisi bagus namun tidak bisa disimpan. Faktor ini dicontohkan pada mobil luar negeri, mobil tersebut layaknya seperti rumah yang dapat digunakan oleh traveler dan biasanya disewa dalam jangka waktu yang cukup lama seperti 6 bulan atau lainnya sesuai kebutuhan dan akan dikembalikan setelah masa pakainya habis. Pengertian Bulk use vs individual use adalah kemudahan transportasi suatu produk, seperti alat-alat pallet, krat sosro, kontainer yang akan dikembalikan ke perusahaan untuk digunakan kembali, penggunaan jarum suntik rumahan dengan jarum suntik   rumah sakit dan produk lainnya. Barang-barang yang terbuat dari bahan yang bersifat mudah pecah atau rapuh mengakibatkan kesulitan dalam transportasi barang, selain itu ongkos kirim pengumpulan produk yang penggunaannya bersifat individu lebih sulit dibandingkan penggunaan massal.

Suatu produk tidak hanya dikategorikan berdasarkan karakteristiknya namun juga berdasarkan tipe produk. Perusahaan menganalisa produk yang dikembalikan berdasarkan tipenya seperti makanan, barang-barang konsumtif (elektronika, perabotan rumah tangga), barang industri  (alat material handling, mesin-mesin manufaktur), barang kimia yang sifatnya berbahaya, packaging yang berfungsi sebagai pembungkus (pallet, plastik), civil objek yaitu penjualan atau pelelangan produk sisa bangunan yang sudah runtuh, dan other materials (pupl dan glass). Dalam pengembalian produk perusahaan harus memahami siapa saja pihak yang terlibat dalam aliran reverse logistics. Pihak-pihak yang terkait dalam reverse logistics seperti forward players, specialised reversed, dan governmental institutions and opportunistic players. Forward player merupakan entitas supply chain management yang masih berkaitan dalam aktivitas reverse logistics, seperti supplier, manufaktur, distributor, retailer dan lainnya.

Specialised reversed dibagi menjadi empat pihak, yaitu third party reverse logistics provider (3PRL Provider), bokers, jobbers dan intermediate processors. Third party reverse logistics provider (3PRL Provider)  merupakan pihak yang menyediakan layanan transportasi dari titik konsumen ke pusat atau perusahaan, melakukan pengecekan barang masuk yang kemudia akan diklasifikasi berdasarkan kategori produk, distribusi produk ke pusat perbaikan untuk didaur ulang ataupun diperbaiki serta melakukan pengemasan dan hal-hal yang dibutuhkan produk sebelum dikeluarkan untuk dipasarkan kembali. Jobbers adalah pihak yang menangani proses reverse dengan produk yang sejenis atau produk jenis tertentu seperti produk yang bersifat liquid ataupun padat, berbeda dengan brokers yaitu pihak yang menangani proses reverse dengan produk yang berbeda-beda tanpa ketentuan khusus. Brokers bertugas mengolah produk atau limbah apapun yang dapat memberikan keuntungan, contohnya adalah pengepul atau makelar. Intermediate processors merupakan pihak yang bekerja sebagai perantara untuk melakukan pengumpulan barang atau disebut sebagai kolektif dan tidak memiliki hubungan dengan perusahaan. Governmental institutions and opportunistic player diidentifikasi menjadi dua golongan yaitu national institutions dan charity organizations. National institutions  merupakan pihak atau suatu organisasi maupun lembaga yang didirikan oleh suatu bangsa untuk melakukan aktivitas reverse logistics, sedangkan charity organization atau disebut organisasi amal merupakan organisasi yang didirikan dengan tujuan melakukan kegiatan yang kemudian diamalkan kepada orang yang membutuhkan untuk kesejahteraan sosial. Salah satu contoh organisasi amal tersebut adalah produk pepsodent dan aqua, dimana dengan tidak membuang 1 botol aqua sembarangan sama dengan menanam 1 juta pohon. Selain itu, organisasi amal juga bergerak mengumpulkan barang-barang yang masih bisa digunakan lalu dijual untuk menghasilkan uang dan kemudian hasil penjualan tersebut akan diamalkan kepada pihak yang wajib menerima.

Perspektif How reverse logistics menjelaskan cara atau metode yang dilakukan untuk mendapatkan nilai produk itu lagi. Pada how terdapat 2 kategori  yaitu proses dan option. Proses dibagi menjadi 6 tahapan yaitu gatekeeping, collection, inspection, sortation, dispotition dan recovery. Pada tahap awal produk yang dikembalikan oleh customer diseleksi (screening) terlebih dahulu untuk menentukan apakah barang dapat di reverse atau tidak,  tahap kedua produk dikumpulkan untuk dikirim ke entitas berikutnya, kemudian melakukan pengecekan/ penilaian pada produk untuk mengetahui kondisi dan fungsi produk, setelah itu melakukan proses penyortiran dimana setiap barang akan dipisah-pisah berdasarkan tingkat kerusakannya, barang yang telah dipisah selanjutnya akan ditugaskan untuk dikirim ke tempat yang telah ditentukan, dan tahap terakhir adalah proses pemulihan produk dimana produk akan diperbaiki untuk dijual kembali. Pada kategori pilihan atau option, perusahaan memilih metode yang akan digunakan, seperti dalam proses recovery yang harus dilakukan apa saja.


DAFTAR REFERENSI

Aditya Priyambodo, Yandra Rahadian Perdana. (2011). Tugas 2 Reverse Logistics. Supply Chain Sirkulasi Botol Teh Botol Sosro.

septisinarsosro. (2015, Juni 10). Dipetik Maret 30, 2020, dari septisinarsosro.blogspot.com: http://septisinarsosro.blogspot.com/p/profil.html

Analisis Film Gung Ho berdasarkan Aspek Psikologi

“Analisis Film Gung Ho”

Gung Ho adalah sebuah film bergenre komedi yang diproduksi pada tahun 1986, dibintangi oleh Michael Keaton sebagai Hunt Stevenson dan Gedde Watanabe sebagai Oishi Kazuhiro, Hunt Stevenson merupakan warga Negara AS tepatnya dikota Hadleyville, kota yang kehilangan mata pencaharian yaitu sebagian besar warga kota tersebut bekerja di pabrik yang memproduksi Mobil di kota itu, dan pabrik tersebut telah tutup karena mengalami kebangkrutan.

1.         Aspek Organisasi dan kelompok kerja

·      Sekumpulan orang

Hunt Stevenson, Oishi Kazuhiro, dan Buruh pabrik kota Hadleyville

·      Kerja sama

Menyelesaikan proyek kerja yaitu memproduksi 15.000 unit mobil dalam waktu 1 bulan.

·      Tujuan yang ingin dicapai

Menyelesaikan proyek memproduksi mobil sebanyak 15000 unit agar dapat kenaikan gaji bagi warga kota hadleyvile yang bekerja di pabrik mobil itu. Selain itu untuk menyejahterakan warga di kota hadleyvile

·      Kepemimpinan

Hunt Stevenson selaku orang yang bertanggung jawab pada pekerja amerika di assan motor, dia berusaha untuk menyejahterakan warga di kota hadleyvile, dan berusaha untuk menaikan gaji para pekerjanya dengan mengambil tantangan untuk memproduksi mobil sebanyak 15000 unit

2.         Aspek Komunikasi dan budaya organiasi

Dalam melakukan kerja sama untuk menyelesaikan proyek tersebut didalamnya memiliki budaya kerja yang berbeda antara para pekerja jepang dan pekerja amerika. Budaya organisasi yang dimiliki oleh Assan Motor di Jepang . Assan motor dijepang memiliki budaya senam pagi sebelum memulai aktivitas bekerja. Para pekerja dijepang sangat loyal terhadap perusahaan.


 

Para pekerja di jepang bekerja dengan sangat cepat. Budaya organisasi yang dimiliki oleh pekerja di Kota Hadleyville. Di Hadleyville para pekerja melakukan pekerjaannya dengan seenaknya. Para pekerja sedikit lamban ini di buktikan dengan produksi yang menurun. Para pekerja cenderung mengutamakan keluarga di bandingkan pekerjaannya. Para Pekerja datang telat dan pulang lebih awal.

3.      Aspek Kepemimpinan dalam Organisasi

Dalam film ini Hunt berperan penting dalam memimpin proyek memproduksi 15.000 mobil. Hunt berhasil meyakinkan para pekerja untuk bekerja sama dan melakukannya dengan serius. Hunt juga mampu meyakinkan pihak Assan Motor untuk bekerja sama dengannya dan mampu mempengaruhi buruh pabrik Hadleyville dalam memproduksi 15.000 unit mobil agar mendapatkan upah yang lebih tinggi. Hal ini tergambar ketika menantang pihak Jepang untuk membuat 15.000 mobil untuk kenaikan gaji, Hunt mengadakan rapat buruh untuk membahasnya. Namun ternyata setelah Hunt memberikan semangat kepada para buruh mereka tetap tidak mau danberani untuk menerima tantangan tersebut. Mereka hanya menyanggupi untuk pembuatan 13.000 mobil, dan ternyata Hunt Stevenson menyetujuinya. Hal tersebut dilakukan oleh Hunt dengan maksud ingin tetap membuat buruh semangat dalam bekerja. Dan ternyata memang buruh menjadi semangat. Akan tetapi pada akhirnya terbongkar kebohongan Hunt.

4.      Aspek Kondisi lingkungan kerja

Kondisi dan lingkungan kerja dapat dilihat dari perilaku para pekerja dari kedua negara yang memiliki karakter berbeda. Untuk orang-orang Amerika, mereka cenderung lebih sombong terhadap apa yang mereka miliki, mereka menganggap diri mereka lebih hebat dibandingkan dengan orang-orang dari Negara lain, mereka sulit menerima kalau orang Jepang mampu mengalahkan mereka dalam dunia pekerjaan dan segalanya. Untuk orang-orang jepang sendiri, mereka cenderung lebih disiplin dalam segala hal dan memliki loyalitas yang tinggi terhadap atasan dan peraturan yang berlaku, orang-orang jepang juga memiliki rasa malu yang tinggi ketika mereka melakukan kesalahan dan bersiap melakukan apapun untuk memperbaiki kesalahan mereka, ketika dalam perusahaan mereka melakukan kesalahan, maka mereka siap lembur habis- habisan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat kesalahan yang telah mereka lakukan, dan juga mereka lebih memntingkan perusahaan daripada hubungan sosial mereka tak terkecuali dengan keluarga mereka sendiri.

5.     Aspek Psikologi Kerekayasaan

Ketika para pekerja dari kota hadleyvile disindir tentang kinerjanya yang dinilai buruk dan lamban. Hunt tertantang untuk memproduksi mobil dengan jumlah yang dihasilkan para pekerja dari jepang yang berjumlah sebanyak

15.000 unit per bulan. Selain itu juga dengan adanya tantangan tersebut membuat para pekerja dari kota hadleyvile bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena adanya janji kenaikan gaji apabila mereka dapat menyelesaikan projek tersebut.

6.    Aspek Motivasi dan kepuasan kerja

Film ini menjelaskan begitu pentingnya kekompakan dalam sebuah tim yang dimana kekompakan tersebut akan mampu menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang terjadi dan mampu meningkatkan kinerja tim tersebut. Dalam sebuah tim perbedaan bukanlah suatu masalah, melainkan bagaimana kita mampu bekerja sama dan memiliki tujuan yang sama. Dan juga dalam dunia kerja, kedisiplinan dan loyalitas adalah sesuatu yang penting untuk dijaga serta diterapkan dan selain itu kehidupan dan kepekaan sosial tidak boleh diabaikan begitu saja, melainkan kedisiplinan, loyalitas, dan kehidupan serta kepekaan sosial adalah sebuah satu kesatuan yang perlu diterapkan dalam kerjasama tim. Dan satu hal lagi ke-egoisan serta selalu merasa lebih hebat dibanding dengan orang lain itu hanya akan menghancurkan teamwork yang selama ini dibangun.

7.    Aspek Stres kerja

Stress yang dialami dalam tim yang terdiri oleh orang Amerika dan Jepang ialah stres dalam hal perbedaan karakter dan pengalaman dibidang pekerjaan. Mereka belum bisa menyatukan karakter mereka yang begitu jelas terlihat dan berlawanan arah, orang Jepang yang kini memiliki pabrik Assan Motor yang memperkerjakan orang-orang Amerika tetap memakai system kerja di Jepang, yang dimana dianggap paling efisien dan efektif dalam memproduksi mobil dan memaksa para pekerja untuk patuh terhadap peraturan mereka. Dan selanjutnya orang Amerika sendiri menganggap karena pabrik mereka berada di Amerika dan mereka bekerja di Negara Amerika, maka sistem kerja yang berlaku serta cara kerja yang benar ialah haruslah yang selama ini mereka lakukan yang dimana kebiasaan mereka selama ini adalah kebiasaan yang tidak salah dari sudut pandang mereka. Dengan perbedaan mereka yang begitu contrast.

8.    Aspek keselamatan kerja

Para pekerja dari kota hadleyvile tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika mereka bekerja, hal tersebut dapat membahayakan mereka dari hal yang tidak diinginkan, selain itu para pekerja dari kota hadleyvile juga bekerja seenaknya saja tidak memperhatikan kebijakan dari perusahaan assan motor. Ketika ada senam pagi yang biasa dilakukan oleh pekerja jepang, pekerja dari kota hadleyvile malah menganggap hal tersebut sebagai lelucon padahal kegiatan senam pagi sangat baik untuk memulai pekerjaan. Di perusahaan mobil yang ada dikota hadleyvile tersebut juga tidak ada standart operasional prosedur untuk para pekerja sehingga pekerja bekerja dengan semaunya.

9.    Aspek Seleksi dan pelatihan

Dalam film Gung Ho, Hunt dan Oishi tidak melakakukan seleksi buruh pabrik dikarenakan lahirnya Assan Motor untuk menyelamatkan buruh yang kehilangan pekerjaan karena perusahaan manufaktur di kota Hadleyville mengalami kebangkrutan. Akan tetapi, pihak Jepang melakukan seleksi ketika operasional sedang berlangsung dengan melakukan report kinerja setiap harinya. Hal ini terlihat Ketika seorang teknisi yang sedang bekerja namun tidak sesuai prosedur, kemudian ditegur. Akan tetapi, tidak ada perubahan dan pihak Jepang pun memutuskan memindahkan posisinya ke bagian office.

10.      Aspek Psikologi Konsumen

Dalam industri perlu mempelajari psikologi konsumen untuk menganalisis perilaku konsumen yang berkaitan dengan keputusan konsumen dalam menetukan pilihan pembelian. Perilaku konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk/jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan. Pada dasarnya kebanyakan konsumen pasti menginginkan ketersediaan barang yang mereka butuhkan, maka dari itu pabrik Assan Motor harus mampu melakukan produksi sesuai target agar tidak terjadi lost sale pada saat ada kebutuhan yang datang dari konsumen dan selalu dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

11.      Aspek Management Perubahan

Dalam film Gung Ho, manajemen perubahan terjadi pada saat Hunt diperintahkan oleh walikota Hadleyville untuk pergi ke Jepang untuk mencari investor yang dapat membuat pabrik mobil dikota mereka yang mengalami kebangkrutan dapat beroperasi lagi. Setelah investor yang dicari sudah ditemukan, orang-orang Jepang dari perusahaan Assan Motor datang ke Amerika untuk menghidupkan kembali pabrik tersebut. proses kerjasama terjadi banyaknya perbedaan diantara orang Jepang yang mempunyai disiplin yang tinggi dengan orang Amerika yang lebih santai. Perbedaan yang ada ini membuat mereka kadang tidak kompak dalam melakukan pekerjaannya. Orang Amerika yang mempunyai sifat lebih santai kadang sering dimarahi oleh orang Jepang karena produktivitas mereka yang tidak sesuai dengan standar dari Jepang. Hunt tidak suka melihatnya sehingga dia mengatakan pada Oishi agar orang Jepang mengendurkan peraturan mereka namun tetap disiplin. Pada orang-oranga Amerika ketika mereka diberi motivasi tinggi, maka mereka akan menggebu-gebu untuk melaksanakan perintah. Adegan ketika Hunt memberikan informasi kepada mereka dan ketika Hunt mampu meyakinkan para pekerja untuk mampu mengerjakan mobil sebanyak 13.000.

12.      Aspek Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai kinerja pegawainya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki tampilan kerjanya dan untuk meningkatkan produktivitas organisasi dan secara khusus dilakukan dengan berbagai kebijaksanaan terhadap pegawai untuk tujuan promosi jabatan, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan. Krisis yang dialami dalam tim yang terdiri oleh orang Amerika dan Jepang ialah krisis dalam hal perbedaan karakter dan pengalaman dibidang pekerjaan. Mereka belum bisa menyatukan karakter mereka yang begitu jelas terlihat dan berlawanan arah, orang Jepang yang kini memiliki pabrik Assan Motor yang memperkerjakan orang-orang Amerika tetap memakai system kerja di Jepang, yang dimana dianggap paling efisien dan efektif dalam memproduksi mobil dan memaksa para pekerja untuk patuh terhadap peraturan mereka. Dan selanjutnya orang Amerika sendiri menganggap karena pabrik mereka berada di Amerika dan mereka bekerja di Negara Amerika, maka sistem kerja yang berlaku serta cara kerja yang benar ialah haruslah yang selama ini mereka lakukan yang dimana kebiasaan mereka selama ini adalah kebiasaan yang tidak salah dari sudut pandang mereka. Dengan perbedaan mereka yang begitu contrast, maka cara mengatasinya yang dilakukan oleh Hunt ialah mencoba sedikit demi sedikit menjelaskan perbedaan antar kedua pihak dari Negara yang berbeda mengenai karakter mereka yang begitu berbeda dalam dunia kerja, dan tanpa mengenal kata lelah ia terus melakukan hal demikian, sehingga sedikit demi sedikit orang Jepang dapat mengurangi tekanan mereka kepada para pekerja orang Amerika, dan juga Orang Amerika dapat menerima hal demikian, sehingga mereka sedikit demi sedikit mulai mengalami peningkatan dalam hal kedisiplinan dan menyadari pentingnya loyalitas dalam sebuah tim. Dengan demikian keseimbangan dalam tim kini mulai terbentuk dan menimbulkan harmony serta keselarasan dalam kerja tim.

7 New Quality Tools

New seven quality tools pertama kali digagas pada tahun 1972 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan Jepang yang tergabung dalam JUSE (Union of...